Dalam beberapa tahun terakhir, serangkaian perkembangan teknologi, kelembagaan, dan politik telah memicu globalisasi proses produksi yang signifikan di seluruh negara. Rantai nilai adalah serangkaian proses, atau aktivitas dari awal hingga akhir dengan semua proses yang terlibat di belakangnya, yang dilakukan oleh perusahaan dan pekerja dalam menciptakan suatu produk. Kegiatan ini dapat terjadi di dalam perusahaan atau negara, dan juga lintas perusahaan dan lintas negara.
Berpartisipasi dalam GVC idealnya dapat memberikan kesempatan untuk meningkatkan kondisi ekonomi suatu negara. GVC masih didominasi oleh pemain besar dan negara dengan ekonomi besar. Hal ini mengurangi efektivitas perdagangan karena keuntungan dari perdagangan tersebut hanya memberikan keuntungan bagi pemain besar dan mengesampingkan beberapa aktor seperti petani kecil, UMKM dan pekerja, terutama pekerja perempuan. Dalam konteks Asia Tenggara, kawasan ini telah mengintegrasikan ekonomi dan perdagangannya di bawah ASEAN. Kegiatan ekonomi yang mendominasi adalah sektor-sektor yang berhubungan dengan pertanian. Iklim dan kondisi geografisnya menjadikan Asia Tenggara sangat ideal untuk komoditas pertanian dan perikanan. Di antara anggota ASEAN, Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Filipina memiliki struktur ekonomi yang sama dan terintegrasi dalam satu sistem perdagangan komoditas pertanian dan perikanan. Kelapa sawit, perikanan, beras, dan kopi merupakan komoditas yang strategis dan penting di kawasan ini.
Laporan ini diharapkan dapat memperkaya dan memperkuat sumber-sumber pengetahuan yang telah ada untuk meningkatkan kebijakan rantai nilai yang adil, inklusif, berkelanjutan, dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.