Pengamat Nilai Ekonomi Tumbuh Minus Gara-gara Pemerintah

Jakarta, CNN Indonesia — Ekonom Indef Didik J Rachbini menilai pemerintah tidak mampu menjalankan fungsi untuk menahan kejatuhan ekonomi pada kuartal kedua akibat pandemi virus corona (covid-19). Pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut tercatat minus 5,32 persen.

Bahkan, ia menuding pemerintah menjadi sumber yang menyumbang pertumbuhan ekonomi negatif. “Yang saya yakin pada kuartal ketiga akan resesi, dan kuartal IV lebih jauh lagi (minusnya) bila penanganan pandemi corona seperti ini,” ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (6/8).

Kesalahan pemerintah adalah penanganan pandemi virus corona diserahkan kepada pemerintah daerah, yang notabene memiliki sumber daya terbatas bila dibandingkan pemerintah pusat.

Kemudian, komunikasi buruk pemerintah ikut mengacaukan kedisiplinan masyarakat. Indef mencatat terdapat hampir 40 kasus komunikasi pemerintah yang sangat buruk terkait krisis kesehatan covid-19.

Misalnya, kata Didik, saat Presiden Joko Widodo melarang mudik, namun memperbolehkan pulang kampung, dan sebagainya. “Jadi ini satu kesalahan, saya sudah katakan jangan mimpi atasi resesi kalau pandemi tidak diatasi,” terang Didik.

Kebijakan salah kaprah lainnya terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pemerintah melonggarkan PSBB saat jumlah kasus harian pandemi corona bertambah yang ditengarai karena tekanan pelaku usaha (dunia usaha).

“Pertumbuhan ekonomi itu faktornya puluhan, sekarang faktor utamanya adalah pandemi. Tapi, kebijakan pandemi sekarang parah ini sudah salah kaprah,” jelas Didik.

Selain penanganan pandemi corona, kesalahan lain pemerintah, yaitu kehilangan momentum mendorong sektor yang tumbuh saat pandemi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hampir semua sektor mengalami kontraksi.

Kecuali, sektor informasi dan komunikasi (infokom) yang masih mampu tumbuh positif, bahkan lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Didik menilai sektor infokom masih bisa tumbuh lebih dari angka tersebut karena permintaannya justru meningkat tajam saat pandemi.

“Sekarang ini berarti menterinya menganggur, tidak berpikir dan tidak punya daya inovasi, hanya diam menunggu tidak melakukan apa-apa,” katanya.

Selain penanganan pandemi corona, kesalahan lain pemerintah, yaitu kehilangan momentum mendorong sektor yang tumbuh saat pandemi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hampir semua sektor mengalami kontraksi.

Kecuali, sektor informasi dan komunikasi (infokom) yang masih mampu tumbuh positif, bahkan lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Didik menilai sektor infokom masih bisa tumbuh lebih dari angka tersebut karena permintaannya justru meningkat tajam saat pandemi.

“Sekarang ini berarti menterinya menganggur, tidak berpikir dan tidak punya daya inovasi, hanya diam menunggu tidak melakukan apa-apa,” katanya.

Sumber: CNN Indonesia

Kami menggunakan cookie untuk memberikan Anda pengalaman terbaik.