
Jakarta, The PRAKARSA – Researcher The PRAKARSA, Bintang Aulia Lutfi, berkesempatan untuk menjadi narasumber dalam acara “Koordinasi Jaringan Kelompok Masyarakat Sipil Terkait Isu Sampah dan Krisis Iklim” yang diadakan oleh Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) dan LaporIklim di Erian Hotel, Wahid Hasyim pada Selasa, 7 Oktober 2025.
Forum yang dihadiri oleh berbagai NGO, CSO, dan lembaga penelitian yang berfokus pada isu iklim ini membahas mengenai strategi dan kerja sama dalam mendorong solusi nyata yang berkeadilan dalam mengatasi permasalahan sampah yang menjadi salah satu penyumbang krisis iklim.
Dalam pemaparannya yang berjudul “Implikasi Kebijakan Fiskal terhadap Sektor Petrokimia”, Bintang menjelaskan bahwa pada tahun 2023 terdapat 20 perusahaan yang mendapatkan manfaat tax holiday sebesar Rp5,1 triliun per tahun. Padahal, terdapat potensi kehilangan pendapatan pajak rata-rata yang mencapai Rp810 miliar (atau 54 juta USD) per tahun dari pemberlakuan kebijakan tax holiday kepada suatu perusahaan terbesar di industri petrokimia.
Dari hal tersebut, ia menyoroti adanya inkonsistensi komitmen pemerintah dalam pengurangan limbah plastik dengan berbagai usaha sementara di lain sisi insentif pajak bagi industri petrokimia masih dilaksanakan.
“Ketika adanya kebijakan fiskal pemberian insentif pajak, seharusnya ada koordinasi antara pemerintah akan hal ini. Terdapat kontradiksi di mana di hulu diberikan insentif namun di bawah disuruh mengerem penggunaan plastik.”
Ia juga menegaskan bahwa harus ada yang bertanggung jawab dari kerugian yang diakibatkan oleh sampah plastik, sejalan dengan temuan dari APEC (2020) bahwa terdapat total kerugian sampah plastik sebesar 450 juta USD per tahun dari sektor pariwisata, perikanan, dan transportasi.
“Besarnya kerugian yang disebabkan oleh sampah plastik jangan sampai harus ditanggung oleh masyarakat lagi.” Sebagai tindak lanjut, Bintang mengungkapkan perlu adanya penerapan Sistem Tanggung Jawab Produsen yang Diperluas (Extended Producers Responsibility) untuk memastikan produk dan kemasan hasil produksi yang dapat di daur ulang dan ditarik kembali oleh produsen untuk diolah lebih jauh dengan cara-cara yang berwawasan lingkungan.
