Mengubah Paradigma Penuaan: Menjamin Kesejahteraan Populasi yang Menua

Jakarta, The PRAKARSA Penuaan populasi yang cepat menghadirkan tantangan sekaligus peluang, yang memerlukan pemikiran ulang secara komprehensif mengenai masalah penuaan. 

The PRAKARSA turut hadir dalam kegiatan Asia-Pacific Regional Conference (APRC) on Population Ageing tahun 2024 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Badung, Bali, pada Rabu-Kamis (11–13/09/2024). Kegiatan ini mempertemukan lebih dari 450 orang dari kalangan ahli, pembuat kebijakan, organisasi internasional, anggota PBB, dan organisasi masyarakat sipil di kawasan Asia Pasifik.

The PRAKARSA melihat konfrensi APRC ini penting karena mempertemukan berbagai pihak dalam upaya mencari solusi penuaan penduduk. “Di mana populasi penduduk di atas usia 65 tahun, baik secara global di dunia maupun secara regional di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, diperkirakan akan bertumbuh lebih cepat dibandingkan populasi penduduk dengan usia di bawahnya,” jelas Eka Afrina, Manajer Penelitian dan Pengetahuan The PRAKARSA.

Pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi multi-pihak dalam menghadapi tantangan penuaan penduduk serta mendorong inovasi kebijakan inklusif dan berkelanjutan bagi lansia.  

Eka menyampaikan, di Indonesia sendiri, pada 2023, diperkirakan lebih dari 32,5 juta penduduk Indonesia adalah lansia. Untuk itu, isu kelanjutusiaan dan ekonomi perawatan atau care economy telah masuk dalam agenda transformasi sosial pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Indonesia tahun 2025-2045, yang menyebutkan, meningkatkan lingkungan yang inklusif bagi anak-anak, penduduk usia lanjut, penyandang disabilitas, perempuan dan kelompok rentan lainnya.

“Bukan hanya pemerintah pusat, pada kegiatan tersebut secara khusus juga membahas peran penting pemerintah daerah dalam menghadapi tantangan kelanjutusiaan dan pembangunan inklusif. Forum ini menjadi wadah untuk bertukar gagasan dan memperkuat kolaborasi strategis di kawasan Asia-Pasifik,” tambah Eka. 

Kegiatan juga diisi dengan sesi diskusi pararel yang membahas beberapa tema diantaranya active and productive ageing, climate change and population ageing, communities and ageing societies, technology and ageing, social protection and ageing societies, dan caring societies.  

Selain berdiskusi, peserta juga diajak melakukan kunjungan lapangan untuk melihat berbagai inisiatif komunitas dalam menciptakan perlindungan pada lansia melalui Layanan Lansia Terintegrasi (LLT). LLT ini merupakan program percontohan yang dilakukan di beberapa daerah untuk meningkatkan kawasan ramah lansia. Ini merupakan salah satu langkah konkrit untuk menciptakan penduduk lansia yang sehat, produktif, sesuai Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan.  

Isu yang juga banyak diperbincangkan yakni mengenai perlindungan di masa lansia, di mana di berbagai wilayah di Asia Pasifik. “Hal ini sejalan dengan advokasi kebijakan yang terus dilakukan The PRAKARSA untuk memastikan kelompok ini terlindungi. Hal ini karena Indonesia juga menghadapi tantangan dalam memberikan perlindungan sosial, salah satunya jaminan pensiun di masa lansia. Diharapkan kedepannya ada langkah konkrit untuk berbagai inisiatif yang dapat mendukung pemenuhan hak lansia,” tutup Eka. 

Kami menggunakan cookie untuk memberikan Anda pengalaman terbaik.