
Jakarta, The PRAKARSA – Lembaga Riset dan Advokasi Kebijakan The PRAKARSA bersama Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) mengadakan public outreach of BRICS Civil yang bertujuan untuk menyediakan platform dialog terbuka, dan membangun pemahaman tentang keterlibatan dari masyarakat sipil negara-negara anggota BRICS. Acara diselenggarakan di Kantor KOWANI Jakarta pada Kamis (7/8/2025).
Acara ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan mulai dari organisasi masyarakat sipil, akademisi, pelaku bisnis, media, hingga asosiasi untuk mendiskusikan peluang kolaborasi konkret melalui BRICS Civil Council. Keikutsertaan Indonesia dalam BRICS pada tahun 2025 dipandang sebagai pengakuan atas posisi strategis Indonesia, baik sebagai representasi negara-negara Global South maupun sebagai mitra penting dalam mendorong tata kelola global yang lebih inklusif.
Acara public outreach mengadakan sesi diskusi panel yang terdiri dari narasumber-narasumber yakni Ibu Nannie Hadi Tjahyanto, Ketua Umum KOWANI, Ah Maftuchan, Direktur Eksekutif The PRAKARSA yang juga sebagai anggota dari BRICS Civil Council, dan Mrs. Victoria Panova sebagai Chair of The BRICS Civil Council.
Ibu Nannie Hadi Tjahyanto, dalam keynote speech menegaskan bahwa KOWANI siap menjadi rumah bagi BRICS di Indonesia. “KOWANI adalah rumah bagi BRICS, Kami sangat menyambut baik kolaborasi dengan BRICS Civil Council, tidak hanya dalam isu perempuan tetapi juga melalui keterlibatan Pentahelix: akademisi, bisnis, pemerintah, media, dan asosiasi. Kami percaya keterlibatan masyarakat sipil akan memperkuat identitas Indonesia sebagai bagian dari koalisi global yang berkomitmen pada pembangunan inklusif.”
Ibu Nannie juga menyampaikan bahwa KOWANI berkomitmen memperkuat peran masyarakat sipil. “KOWANI mengumpulkan para anggotanya untuk memperkuat peran masyarakat sipil tidak hanya di dalam negeri tetapi juga bekerja sama dengan organisasi internasional dengan fokus pada bidang pendidikan, kesehatan, budaya, kepemimpinan, lingkungan hidup, dan pemberdayaan ekonomi, serta perlindungan terhadap kekerasan.
Sementara anggota BRICS Civil Council yang juga Direktur Eksekutif PRAKARSA, Ah Maftuchan menyampaikan pentingnya peran masyarakat sipil dalam memastikan BRICS benar-benar menjawab kebutuhan public. “BRICS telah menegaskan kembali bahwa koneksi antar masyarakat, atau people-to-people connection akan menjadi pilar utama dalam keberadaan BRICS ke depan. Ini peluang besar bagi masyarakat sipil Indonesia untuk berkontribusi dalam perumusan kebijakan global yang lebih inklusif dan berpihak pada kebutuhan rakyat,” ujarnya.
Maftuchan menambahkan bahwa BRICS Civil Summit di Rio De Janeiro pada Juli 2025 mendorong tiga isu utama yakni penguatan koneksi antar masyarakat sipil lintas negara, peningkatan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan antar anggota BRICS, serta penguatan peran New Development Bank untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, termasuk transisi energi bersih. Menurut Maftuh, pengalaman Indonesia menjadi tuan rumah Civil 20 dalam Presidensi G20 2022 menjadi modal historis yang berharga. “Kita sudah membuktikan soliditas masyarakat sipil di Indonesia mampu berkontribusi pada forum global. Kini saatnya kita membawa semangat itu ke BRICS Civil Council, agar kebijakan internasional lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terutama di Global South,” tambahnya.
Sementara itu Dr. Victoria Panova, Head of The BRICS Expert Council-Russia yang juga Wakil Rektor HSE University Rusia, menegaskan bahwa BRICS lahir bukan sebagai organisasi konfrontatif, melainkan sebagai mekanisme inklusif yang berangkat dari prinsip kesetaraan dan saling menghormati. “BRICS bukanlah organisasi konfrontatif, kami ingin membangun dunia multipolar yang lebih adil, dengan melibatkan negara-negara Global South. Separuh populasi dunia ada di BRICS, dan itu memberi kita hak sekaligus tanggung jawab untuk memperkuat tata kelola internasional yang lebih setara,” jelas Panova.
Diskusi ini memperlihatkan kesamaan visi antara KOWANI, PRAKARSA, dan BRICS Civil Council yakni memastikan bahwa partisipasi masyarakat sipil tidak sekadar simbolis, tetapi menjadi elemen strategis dalam kebijakan global. KOWANI dengan sejarah panjangnya sebagai federasi organisasi perempuan, PRAKARSA dengan kapasitas riset dan advokasi kebijakan, serta BRICS Civil Council dengan mandat globalnya, menegaskan tekad untuk menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah yang inklusif dan berdaya dalam forum BRICS.