Kemiskinan Multidimensi | PRAKARSA

Kemiskinan multidimensi mampu menyentuh aspek kemiskinan secara menyeluruh, karena tidak hanya mengungkap jumlah orang miskin, tetapi juga merinci persoalan kemiskinan. Indeks Kemiskinan Multidimensi (IKM) pertama kali dikembangkan oleh Oxford Poverty and Human Development Initiative (OPHI) dan United Nations Development Program’s Human Development Report Office (UNDP-HDRO) pada tahun 2010.

IKM dapat digunakan sebagai acuan perumusan kebijakan berdasarkan dimensi dan indikator yang dikembangkan. IKM juga dapat disusun berdasarkan kewilayahan, etnis, dan kelompok sektoral lainnya, sehingga memudahkan untuk melihat komposisi kemiskinan dalam satu kelompok dan di antara kelompok-kelompok tersebut. Selain itu, IKM memudahkan untuk memantau perubahan kemiskinan dari waktu ke waktu dengan menggunakan data yang dikumpulkan dalam periode yang berbeda.

Melihat metode dan kegunaan IKM tersebut, The PRAKARSA memandang bahwa di Indonesia perlu dilakukan penghitungan. Penghitungan IKM di Indonesia penting dilakukan agar tidak terjadi bias potret kemiskinan. Inisiasi penghitungan oleh The PRAKARSA berawal dengan adanya kunjungan dan belajar langsung ke Oxford pada tahun 2011 dan langsung belajar kepada Sabina dan Alkire-foster di OPHI.

Sepulang dari Oxford, The PRAKARSA mulai melakukan penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi dan diselesaikan pada tahun 2015. Sampai tahun 2021, The PRAKARSA telah melakukan tiga kali penghitungan IKM, yakni: periode penghitungan pertama (2012-2014), periode penghitungan kedua (2015-2018), dan periode penghitungan ketiga (2019-2021).

Tim Peneliti dan Staf Terkait

Ah Maftuchan

Penganggung Jawab dan Peneliti

Victoria Fanggidae

Pengulas dan Peneliti

Herni Ramdlaningrum

Pengulas dan Peneliti

Eka Afrina Djamhari

Peneliti

Darmawan Prasetya

Peneliti

Aqilatul Layyinah

Peneliti

Irvan Tengku Harja

Peneliti

Rizky Deco Praha

Peneliti

Bambang Nurjaman

Designer

Mitra Kerja