
Jakarta, The PRAKARSA – The PRAKARSA mengadakan kegiatan sharing session bersama Marco Fernande, Brazilian representative at The BRICS Civil Council pada Rabu, (22/10/ 2025) di Kantor The PRAKARSA, Jakarta. Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Publish What You Pay (PWYP) Indonesia dan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) dengan mengangkat tema berupa “The Role of Global South in The Era of Geopolitical Competition, Learning from Brazil’s Experience”. Kegiatan ini dilakukan sehubungan dengan Marco Fernandes yang sedang berada di indonesia dalam rangka kunjungan kenegaraan Presiden Lula da Silva ke Indonesia.
Direktur Eksekutif The PRAKARSA, Ah Maftuchan, membuka kegiatan sharing session dengan memberikan sambutan dan menjelaskan kondisi sosial-ekonomi masyarakat Indonesia dan Brazil yang memiliki banyak kesamaan. Hal tersebut lantas mendorong terbentuknya suatu kebijakan sosial di Indonesia yang bercermin dari kebijakan sosial Brazil, yaitu Program Keluarga Harapan (PKH).
“Di Indonesia, ada program sosial yang disebut Program Keluarga Harapan, yang terinspirasi oleh program Bolsa Familia di Brasil,” jelas Maftuchan.
Dalam paparannya, Marco Fernandes menjelaskan beberapa proposal BRICS yang saat ini sedang menjadi pembahasan maupun dikembangkan lebih lanjut, antara lain:
- Dedolarisasi dalam grain exchange, yang dilatarbelakangi dengan negara-negara BRICS yang merupakan negara penghasil grain terbesar di dunia namun seringkali terdampak dari volatilitas harga karena tidak menguasai pasar grain dunia. Oleh karena itu, proposal ini bertujuan untuk memberikan indikator harga yang adil dan dapat diprediksi, memfasilitasi settlement kurs lokal untuk mendorong de-dolarisasi, dan mendorong ketahanan pangan untuk negara global south.
- Contingent Reserve Arrangement (CRA), yang bertujuan untuk menjadi alternatif dari International Monetary Fund (IMF) bagi negara-negara BRICS sehingga dapat melindungi ekonomi nasional mereka.
- Reinsurance company, yang bertujuan untuk memitigasi risiko sanksi ekonomi dari Barat dan memastikan kelangsungan perlindungan bagi negara-negara BRICS.
- New Development Bank (NDB), yang merupakan bank pembangunan multilateral BRICS dengan tujuan menggalang sumber daya untuk proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di pasar emerging dan negara-negara berkembang (EMDCs).


Marco Fernandes juga mengungkapkan adanya potensi bagi BRICS untuk menjadi kekuatan global dan menyaingi hegemoni Barat dengan total 85% rare earth elements dunia yang dimiliki oleh negara-negara BRICS.
“BRICS memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi kekuatan global, mengingat 85% unsur tanah jarang dunia dimiliki oleh negara-negara anggotanya,” kata Fernandes.
Setelah sesi pemaparan, dilanjutkan sesi tanya jawab dan sharing oleh The PRAKARSA, PWYP Indonesia, dan INFID kepada Marco Fernandes. Untuk menyimpulkan kegiatan hari ini, Roby Rushandie selaku Research and Knowledge Manager The PRAKARSA mengungkapkan bahwa “BRICS bisa menjadi titik terang di tengah ketidakpastian geopolitik global.”