Jakarta, The PRAKARSA – Konsorsium lembaga riset bersama dengan Resilience Development Initiative (RDI) menyelenggarakan Webinar Series Perlindungan Sosial yang Adaptif (PSA) #2 dengan tema “Mengeksplorasi Praktik-Praktik Perlindungan Sosial Formal dan Informal dalam Mewujudkan Perlindungan Sosial yang Adaptif terhadap Perubahan Iklim: Studi Kasus dari Sumba Timur”. Webinar ini diadakan pada Kamis (20/06/2024).
Acara tersebut bertujuan untuk memahami lebih dalam praktik-praktik perlindungan sosial adaptif (PSA) di lapangan, khususnya di wilayah Sumba Timur. Konsorsium riset multipihak yang terlibat dalam penelitian ini meliputi lembaga riset seperti RDI, The PRAKARSA, IRGSC, Habitat, serta dua institusi akademik yaitu Charles Darwin University, Australia, dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Wakil Direktur The PRAKARSA, Victoria Fanggidae, saat menjadi salah satu panelis dalam acara tersebut menekankan pentingnya keberagaman aktor dalam menjalankan fungsi penyediaan kesejahteraan. Temuan lapangan mengkonfirmasi bahwa aktor-aktor tersebut terbagi ke dalam level individu, kelompok atau komunitas, serta level makro yang melibatkan organisasi masyarakat sipil dan pemerintahan.
“Keberagaman aktor ini menunjukkan bahwa untuk mengembangkan skema perlindungan sosial yang adaptif, kita perlu memperhatikan peran dan kontribusi masing-masing aktor,” ujar Victoria.
Studi kasus di Sumba Timur mengungkap bahwa masyarakat lokal, di tingkat individu dan kelompok, telah mengembangkan berbagai bentuk adaptasi terhadap perubahan iklim. Praktik-praktik pertanian yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrem menjadi salah satu contoh nyata adaptasi di lapangan. Di tingkat komunitas, inisiatif bersama yang didukung oleh organisasi masyarakat sipil dan pemerintah setempat berperan penting dalam memperkuat ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat.
Pembicara dari Charles Darwin University dan UPI Bandung memberikan perspektif akademis mengenai bagaimana model perlindungan sosial dapat disesuaikan dengan kondisi iklim yang terus berubah. Kolaborasi ini menjadi contoh nyata bagaimana kemitraan antara berbagai pihak dapat menghasilkan solusi yang lebih komprehensif dan efektif.
Acara ini diharapkan dapat menjadi langkah penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan perlindungan sosial yang lebih inklusif dan responsif terhadap tantangan perubahan iklim. Kolaborasi antara lembaga riset, organisasi masyarakat sipil, dan akademisi diharapkan terus berkembang untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam bidang ini.