Taxation Sustainable Finance Working Group (TSFWG) C20 menyelenggarakan diskusi publik dengan tema “Ensuring Robust Global Debt Architecture: Seeing G20 Common Framework on Debt Treatment”. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian acara C20 Summit di Hilton Resort Nusa Dua, Bali. Rabu (5/10/2022).
Pada diskusi kali ini, para anggota TSFWG menyoroti tentang perkembangan mekanisme restrukturisasi utang dan memandang pentingnya isu tersebut untuk terus dipertajam di tengah situasi multi krisis secara global.
Sherpa C20 Ah Maftuchan dalam kesempatan ini menyampaikan, kerangka kerja umum G20 tentang perlakuan utang dinilai masih perlu ditingkatkan untuk restrukturisasi utang yang lebih teratur dan tepat waktu, terutama untuk negara berkembang dan berpenghasilan rendah.
Maftuchan menyoroti pentingnya mempertimbangkan beberapa tantangan seputar transparansi atau komparabilitas prinsip perlakuan, dan peraturan yang lebih mengikat. “Kebutuhan untuk mengikutsertakan semua kreditur terutama kreditur swasta dalam mekanisme ini karena meningkatnya tingkat utang di sebagian besar negara berkembang dipegang oleh kreditur swasta,” katanya.
Untuk itu, Ah Maftucha memandang pentingnya masyarakat sipil perlu memfokuskan pembicaraan ke arah inklusivitas dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua negara debitur untuk mengembangkan mekanisme restrukturisasi utang. “Dengan mekanisme pembagian beban yang setara,” jelasnya.
Situasi kerentanan ekonomi global saat ini dalam beberapa kasus dipandang sebagai akar dari ketidakpastian dan melemahkan arsitektur keuangan global saat ini.
“Dengan pertemuan ini, saya berharap kita dapat melihat lebih dalam potensi dan beberapa tantangan yang masih menghambat mekanisme yang lebih adil dan inklusif. Kita tahu bahwa percakapan di luar G20 dengan organisasi internasional lain diperlukan, namun karena kami mengakui peran besar G20 sebagai negara kreditur mayoritas, pengembangan prinsip dan komitmen harus dibuat dan perlunya menyampaikan ini secara lebih tegas,” kata Maftuch.
Diskusi kali ini mengundang beberapa pembicara diantaranya Daniel Munevar dari United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), Bhumika Muchhala dari Third World Network (TWN), Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti.
Para pembicara menyoroti kondisi keuangan global yang dinilai berpengaruh pada kenaikan utang di banyak negara dan perkembangan mekanisme restrukturisasi utang pada G20 yang masih belum ideal.
Daniel Munevar menekankan bahwa ada peran penting UNCTAD untuk mendorong perkembangan mekanisme kerangka kerja umum G20 mengenai perlakuan utang atau G20 Common Framework di dalam menunjang transparansi data utang negara dan mendorong pembahasan isu di bawah organisai PBB agar tidak diatur di dalam dominasi perspektif kreditur.
Hal tersebut bertujuan untuk mendorong prinsip perlakuan yang adil bagi semua kreditur termasuk swasta untuk diatur diluar prinsip sukarela dan mendorong adanya partisipasi kreditur swasta yang lebih mengikat.
Diakhir, para pembicara juga menekankan point penting bahwa proses restrukturisasi utang yang lebih teratur dan tepat waktu sama pentingnya dengan mekanisme keringanan utang lainnya untuk membantu meringankan negara-negara yang membutuhkan ruang fiskal di dalam pengelolaan utang.