Tokyo, The PRAKARSA – Senin (25/3/2024), Tim PRAKARSA menghadiri konferensi international tentang Kelanjutusiaan di wilayah Asia (AGen 2024) ke sepuluh yang diselenggarakan oleh The International Academic Forum (IAFOR). Konferensi ini dihadiri oleh peneliti, akademisi, praktisi, universitas, dan lembaga penelitian dari berbagai negara.
Pada hari pertama, topik utama yang dibahas adalah korelasi pendidikan dan perdamaian, dan persoalan etik kecerdasan buatan untuk mengatasi persoalan kelanjutusiaan.
Kevin Kester, Associate Professor Seoul National University, menjelaskan bahwa pendidikan tinggi memiliki peran dalam proses pemulihan pasca perang, meskipun berada di wilayah yang berkonflik seperti wilayah China Daratan dan Taiwan. Terutama perannya dalam membangun hal-hal yang bersifat tidak hanya rasional, namun juga sikap, mental, dan dinamika yang ada sehingga proses perdamaian dapat dilakukan secara komprehensif.
Pada sesi kedua, Keith Miller membicarakan persoalan AI dan Kelanjutusiaan. Ia mengungkapkan bahwa tren lansia hidup sendiri semakin meningkat. Hal ini berimplikasi pada keperluan “teman”. Inovasi kecerdasan buatan dapat menghasilkan barang beruapa binatang peliharaan yang ramah dan dapat menjadi teman bagi lansia.
Hanya saja, upaya ini perlu diatur karena selain berisiko menggeser peran manusia, terutama keluarga untuk menemani lansia, kecerdasan buatan juga akan menimbulkan masalah-masalah psikologi seperti halusinasi. Miller menutup sesinya dengan menyimpulkan bahwa kecerdasan buatan dapat menjadi powerful sehingga perlu dibatasi sampai di level hanya memberikan bantuan tidak untuk menguasai.
Kegiatan hari pertama ini ditutup dengan presentasi poster.