Profil Kemiskinan Multidimensi Provinsi Kalimantan Selatan

Secara umum, kemiskinan multidimensi di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menunjukkan penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2012- 2021. Angka kemiskinan multidimensi turun dari 62,80% pada tahun 2012 menjadi 17,02% pada tahun 2021. Penurunan yang signifikan terjadi pada wilayah pedesaan dengan penurunan dari 78,88% (2012) menjadi 24,42% (2021).

Selama satu dekade kemiskinan multidimensi megalami penurunan yang cukup besar pada tahun 2014 hingga 2015 yaitu penurunan sebesar 8,73poin. Penurunan kemiskinan multidimensi pada tingkat desa paling tinggi terjadi tahun 2020-2021 dengan penurunan hingga 10,55%. Provinsi Kalsel konsisten mengalami penurunan pada angka kemiskinan multidimensi sejak 2012 hingga 2021 (dari 29,32% menjadi 24,42%), dan wilayah perkotaan mengalami penurunan siginifikan dari 36,89% (2014) menjadi 26,15% (2015). Selain jumlah kemiskinan multidimensi yang menurun terdapat pula penurunan pada intensitas kemiskinan multidimensi dari 49,33% pada tahun 2012 menjadi 42,34% pada tahun 2021. Penurunan terbesar terjadi pada desa yang mengalami penurunan dari 50,20% menjadi 42,24%. Hal ini menunjukkan tingkat intensitas kemiskinan mengalami penurunan yang menunjukkan beban kemiskinan yang dialami oleh orang miskin di Kalsel menjadi jauh lebih ringan dan lebih sedikit dibandingkan satu dekade yang lalu. Indeks kemiskinan multidimensi menggambarkan jumlah persentase dan intensitas kemiskinan multidimensi.

IKM di Kalteng mengalami penurunan dari 0,31 pada tahun 2012 menjadi 0,07 pada tahun 2021 atau turun sebesar 0,24 poin. Penurunan terbesar terjadi pada pada tahun 2014-2015 yaitu penurunan sebesar 0,05 poin. Secara umum selama 10 tahun terakhir terjadi penurunan angka IKM di Provinsi Kalsel, namun bila dilihat dari desa dan kota maka terdapat kenaikan angka kemiskinan multidimensi yang terjadi. Di wilayah perkotaan angka kemiskinan multidimensi mengalami kenaikan dari 35,23% (2013) menjadi 36,89% (2014) dan dari tahun 2018 (16,36%) ke 2019 (18,36%). Namun secara gradual penurunan terjadi untuk jumlah persentase serta intensitas kemiskinan multidimensi.

Profil Kemiskinan Multidimensi 2021

0
JP (Jiwa)
0
JPM(Jiwa)
0%
AKM (%)
0%
Intensitas (%)
0
IKM

KARAKTERISTIK KEMISKINAN MULTIDIMENSI 2021

Nutrisi Balita
34,97%

Kepadatan Penduduk
25,62%

Internet
25,48%

Rumah Layak
97,55%

Akta Kelahiran
32,81%

Lama Sekolah
41,76%

Sanitasi
44,41%

Partisipasi Sekolah
19,63%

Bahan Bakar Memasak
35,00%

Morbiditas
53,76%

Air Minum Layak
58,34%

Keterangan:
JP : Jumlah Penduduk
JPM : Jumlah Penduduk Miskin
AKM : Angka Kemiskinan Multidimensi
IKM : Indeks Kemiskinan Multidimensi

Grafik Perbandingan Angka Kemiskinan Multidimensi dan Kemiskinan Moneter Provinsi Kalimantan Selatan 2012-2021

Indeks Kemiskinan Multidimensi Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Kabupaten/Kota

Secara umum kemiskinan kabupaten/kota di Kalsel bersumber dari indikator rumah layak, air minum layak, dan morbiditas. Selain indikator ini terdapat pula indikator lain yang berkontribusi kepada kemiskinan kabupaten/kota seperti lama sekolah, bahan bakar memasak, dan sanitasi. Kabupaten/kota dengan indeks kemiskinan tertinggi adalah Kabupaten K o t a b a r u dengan IKM sebesar 0,113. Sebesar 25,64% penduduk di Kabupaten Kotabaru mengalami kemiskinan multidimensi dengan tingkat keparahan 44,15%. Kabupaten/kota di Kalsel dengan kemiskinan terendah adalah kota Banjar Baru dengan indeks kemiskinan multidimensi sebesar 0,015. Hanya 3,68% penduduk di kota Banjar Baru yang mengalami kemiskinan multidimensi dengan tingkat keparahan 40,24%.