Profil Kemiskinan Multidimensi Provinsi Kalimantan Timur

Secara umum, kemiskinan multidimensi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2012-2021. Angka kemiskinan multidimensi turun dari 38,93% pada tahun 2012 menjadi 7,54% pada tahun 2021 atau turun sebesar lebih dari 28,99 poin. Penurunan yang signifikan terjadi pada wilayah pedesaan dengan penurunan dari 61,53% tahun 2012 menjadi 13,41% di tahun 2021. Selama satu dekade kemiskinan multidimensi megalami penurunan yang cukup besar pada tahun 2014 (30,19%) hingga 2015 (18,97%).

Penurunan kemiskinan multidimensi pada tingkat desa paling tinggi juga terjadi tahun 2014-2015 dengan penurunan hingga 17,94 poin. Provinsi Kaltim konsisten mengalami penurunan pada angka kemiskinan multidimensi sejak 2012 hingga 2021, namun terdapat kenaikan yang terjadi pada tahun 2016-2017 diwilayah perkotaan sebesar 1,24 poin. Selain jumlah kemiskinan multidimensi yang menurun terdapat pula penurunan pada intensitas kemiskinan multidimensi dari 48,53% pada tahun 2012 menjadi 43,60% pada tahun 2021. Penurunan terbesar terjadi pada desa yang mengalami penurunan dari 50,03% (2012) menjadi 43,54% (2021). Hal ini menunjukkan tingkat intensitas kemiskinan mengalami penurunan yang menunjukkan beban kemiskinan yang dialami oleh orang miskin di Kaltim menjadi jauh lebih ringan dan lebih sedikit dibandingkan satu dekade yang lalu.

Indeks kemiskinan multidimensi menggambarkan jumlah persentase dan intensitas kemiskinan multidimensi. IKM di Kaltim mengalami penurunan dari 0,19 pada tahun 2012 menjadi 0,03 pada tahun 2021 atau turun sebesar 0,16 poin. Penurunan terbesar terjadi pada pada tahun 2014-2015 yaitu penurunan sebesar 0,06 poin. Secara umum selama 10 tahun terakhir terjadi penurunan angka IKM di Provinsi Kaltim, namun bila dilihat dari desa dan kota maka terdapat kenaikan angka kemiskinan multidimensi yang terjadi. Di wilayah perkotaan angka kemiskinan multidimensi mengalami kenaikan dari 8,77% (2016) menjadi 10,01% (2017), sedangkan di tahun yang sama di wilayah pedesaan naik dari 29,94% menjadi 30,27%. Namun secara gradual penurunan terjadi untuk jumlah persentase serta intensitas kemiskinan multidimensi.

Profil Kemiskinan Multidimensi 2021

0
JP (Jiwa)
0
JPM(Jiwa)
0%
AKM (%)
0%
Intensitas (%)
0
IKM

KARAKTERISTIK KEMISKINAN MULTIDIMENSI 2021

Nutrisi Balita
59,57%

Kepadatan Penduduk
48,70%

Internet
23,11%

Rumah Layak
96,41%

Akta Kelahiran
43,55%

Lama Sekolah
42,16%

Sanitasi
33,02%

Partisipasi Sekolah
22,01%

Bahan Bakar Memasak
12,11%

Morbiditas
49,83%

Air Minum Layak
30,81%

Keterangan:
JP : Jumlah Penduduk
JPM : Jumlah Penduduk Miskin
AKM : Angka Kemiskinan Multidimensi
IKM : Indeks Kemiskinan Multidimensi

Grafik Perbandingan Angka Kemiskinan Multidimensi dan Kemiskinan Moneter Provinsi Kalimantan Timur 2012-2021

Indeks Kemiskinan Multidimensi Provinsi Kalimantan Timur Berdasarkan Kabupaten/Kota

Secara umum kemiskinan kabupaten/kota di Kaltim bersumber dari indikator rumah layak, nutrisi balita, dan morbiditas. Selain indikator ini terdapat pula indikator lain yang berkontribusi kepada kemiskinan kabupaten/kota seperti kepadatan rumah,[1] akta kelahiran,[2] dan lama sekolahi[3]. Kabupaten/kota dengan indeks kemiskinan tertinggi adalah Kabupaten Mahakam Hulu dengan IKM sebesar 0,069. Sebesar 15,82% penduduk di Kabupaten Mahakam Hulu mengalami kemiskinan multidimensi dengan tingkat keparahan 43,36%. Kabupaten/kota di Kaltim dengan kemiskinan terendah adalah kota Balikpapan dengan indeks kemiskinan multidimensi sebesar 0,006. Hanya 1,39% penduduk di kota Balikpapan yang mengalami kemiskinan multidimensi dengan tingkat keparahan 43,23%.