Profil Kemiskinan Multidimensi Provinsi Kalimantan Utara

Provinsi Kalimantan Utara secara sah berdiri tahun 2015. Sehingga penghitungan kemiskinan multidimensi di provinsi ini dimulai sejak tahun 2015 sampai 2021. Secara umum, kemiskinan multidimensi di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menunjukkan penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2015- 2021. Angka kemiskinan multidimensi turun dari 41,95% pada tahun 2015 menjadi 19,41% pada tahun 2021.

Penurunan yang signifikan terjadi pada wilayah pedesaan dari 58,13% (2015) menjadi 30,59 (2021). Selama tujuh tahun terakhir kemiskinan multidimensi di Provinsi Kaltara megalami penurunan yang cukup besar pada tahun 2019 yakni 26,52% menjadi 20,20% di tahun 2020. Pada tahun yang sama, wilayah perdesaan juga mengalami penurunan paling signifikan dari 42,02% tahun 2019 menjadi 32,30% di tahun 2020. Provinsi Kaltara konsisten mengalami penurunan pada angka kemiskinan multidimensi sejak 2015 hingga 2021, namun terdapat kenaikan yang terjadi pada tahun 2016-2017 antara 23,34% ke 24,11%. Selain jumlah kemiskinan multidimensi yang menurun terdapat pula penurunan pada intensitas kemiskinan multidimensi dari 46,33% pada tahun 2015 menjadi 42,72% pada tahun 2021. Penurunan terbesar terjadi pada wilayah perkotaan yang mengalami penurunan dari 45,45% (2015) menjadi 41,74% (2021). Hal ini menunjukkan tingkat intensitas kemiskinan mengalami penurunan yang menunjukkan beban kemiskinan yang dialami oleh orang miskin di Kaltara menjadi jauh lebih ringan dan lebih sedikit dibandingkan tujuh tahun yang lalu.

Indeks kemiskinan multidimensi merepresentasikan jumlah persentase dan intensitas kemiskinan multidimensi. IKM di Kaltara mengalami penurunan dari 0,19 pada tahun 2015 menjadi 0,08 pada tahun 2021 atau turun sebesar 0,11 poin. Penurunan terbesar terjadi pada pada tahun 2017-2018 dan 2019-2020 yaitu penurunan masing-masing sebesar 0,03 poin. Secara umum selama 7 tahun terakhir terjadi penurunan angka IKM di Provinsi Kaltara, namun bila dilihat dari desa dan kota maka terdapat kenaikan angka kemiskinan multidimensi yang terjadi. Di wilayah perkotaan angka kemiskinan multidimensi mengalami kenaikan pada tahun 2016-2017 (0,78 poin) dan tahun 2020-2021 (0,18 poin). Namun secara gradual penurunan terjadi untuk jumlah persentase serta intensitas kemiskinan multidimensi.

Profil Kemiskinan Multidimensi 2021

0
JP (Jiwa)
0
JPM(Jiwa)
0%
AKM (%)
0%
Intensitas (%)
0
IKM

KARAKTERISTIK KEMISKINAN MULTIDIMENSI 2021

Nutrisi Balita
52,04%

Kepadatan Penduduk
29,98%

Internet
21,37%

Rumah Layak
94,42%

Akta Kelahiran
19,95%

Lama Sekolah
35,84%

Sanitasi
31,42%

Partisipasi Sekolah
19,95%

Bahan Bakar Memasak
48,60%

Morbiditas
54,45%

Air Minum Layak
53,07%

Keterangan:
JP : Jumlah Penduduk
JPM : Jumlah Penduduk Miskin
AKM : Angka Kemiskinan Multidimensi
IKM : Indeks Kemiskinan Multidimensi

Grafik Perbandingan Angka Kemiskinan Multidimensi dan Kemiskinan Moneter Provinsi Kalimantan Utara 2012-2021

Indeks Kemiskinan Multidimensi Provinsi Kalimantan Utara Berdasarkan Kabupaten/Kota

Secara umum kemiskinan kabupaten/kota di Kaltara bersumber dari indikator rumah layak, nutrisi balita, dan morbiditas. Selain indikator ini terdapat pula indikator lain yang berkontribusi kepada kemiskinan kabupaten/kota seperti air minum layak, [1] bahan bakar memasak, [2] dan kepadatan rumah [3]. Kabupaten/kota dengan indeks kemiskinan tertinggi adalah Kabupaten Malinau dengan IKM sebesar 0,11. Sebesar 26,65% penduduk di Kabupaten Malinau mengalami kemiskinan multidimensi dengan tingkat keparahan 42,89%. Kabupaten/kota di Kaltara dengan kemiskinan terendah adalah Kota Tarakan dengan indeks kemiskinan multidimensi sebesar 0,05. Hanya 13,30% penduduk di Kota Tarakan yang mengalami kemiskinan multidimensi dengan tingkat keparahan 42,03%..