Profil Kemiskinan Multidimensi Provinsi Sulawesi Utara

Secara umum, kemiskinan multidimensi di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menunjukkan penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2012-2021. Angka kemiskinan multidimensi turun dari 58,11% pada tahun 2012 menjadi 15,97% pada tahun 2021. Penurunan yang signifikan terjadi pada wilayah pedesaan dengan penurunan dari 58,11% tahun 2012 menjadi 23,49% di tahun 2021. Selama 10 tahun terakhir kemiskinan multidimensi megalami penurunan yang cukup besar yakni dari 49,98% tahun 2014 menjadi 40,09% pada tahun 2015. Pada tahun yang sama, wilayah perdesaan juga mengalami penurunan cukup siginifikan dari 66,93% tahun 2014 menjadi 51,07% di tahun 2015.

Provinsi Sulut konsisten mengalami penurunan pada angka kemiskinan multidimensi sejak 2012 hingga 2021, namun terdapat kenaikan yang terjadi diwilayah perkotaan dari 15,93% (2017) menjadi 17,38% (2018) dan sebesar 17,38% (2018) menjadi 18,76% (2019). Selain jumlah kemiskinan multidimensi yang menurun terdapat pula penurunan pada intensitas kemiskinan multidimensi dari 50,18% pada tahun 2012 menjadi 43,67% pada tahun 2021. Penurunan terbesar terjadi pada pedesaan yang mengalami penurunan dari 51,07% (2012) menjadi 43,79% (2021). Hal ini menunjukkan tingkat intensitas kemiskinan mengalami penurunan yang menunjukkan beban kemiskinan yang dialami oleh orang miskin di Sulut menjadi jauh lebih ringan dan lebih sedikit dibandingkan satu dekade terakhir.

Indeks kemiskinan multidimensi yang menggambarkan jumlah persentase dan intensitas kemiskinan multidimensi. IKM di Sulut mengalami penurunan dari 0,29 pada tahun 2012 menjadi 0,07 pada tahun 2021 atau turun sebesar 0,22 poin. Penurunan terbesar terjadi pada pada tahun 2014-2015 yaitu penurunan sebesar 0,06 poin. Secara umum selama 10 tahun terakhir terjadi penurunan angka IKM di provinsi Sulut, namun bila dilihat dari desa dan kota maka terdapat kenaikan angka kemiskinan multidimensi yang terjadi. Di wilayah perkotaan angka kemiskinan multidimensi mengalami kenaikan pada tahun 2016-2017 (1,45 poin) dan tahun 2018-2019 (1,38 poin). Namun secara gradual penurunan terjadi untuk jumlah persentase serta intensitas kemiskinan multidimensi.

Profil Kemiskinan Multidimensi 2021

0
JP (Jiwa)
0
JPM(Jiwa)
0%
AKM (%)
0%
Intensitas (%)
0
IKM

KARAKTERISTIK KEMISKINAN MULTIDIMENSI 2021

Nutrisi Balita
48,54%

Kepadatan Penduduk
37,45%

Internet
31,19%

Rumah Layak
92,07%

Akta Kelahiran
40,03%

Lama Sekolah
35,97%

Sanitasi
34,49%

Partisipasi Sekolah
19,49%

Bahan Bakar Memasak
40,87%

Morbiditas
52,89%

Air Minum Layak
43,28%

Keterangan:
JP : Jumlah Penduduk
JPM : Jumlah Penduduk Miskin
AKM : Angka Kemiskinan Multidimensi
IKM : Indeks Kemiskinan Multidimensi

Grafik Perbandingan Angka Kemiskinan Multidimensi dan Kemiskinan Moneter Provinsi Sulawesi Utara 2012-2021

Indeks Kemiskinan Multidimensi Provinsi Sulawesi Utara Berdasarkan Kabupaten/Kota

Secara umum kemiskinan kabupaten/kota di Sulut bersumber dari indikator rumah layak, nutrisi balita, dan morbiditas. Selain indikator ini terdapat pula indikator lain yang berkontribusi kepada kemiskinan kabupaten/ kota seperti air minum layak, [1] bahan bakar memasak, [2] dan akta kelahiran W[3]. Kabupaten/kota dengan indeks kemiskinan tertinggi adalah kabupaten Kepulauan Talaud dengan IKM sebesar 0,17. Sebesar 37,89% penduduk di Kabupaten Kepulauan Talaud mengalami kemiskinan multidimensi dengan tingkat keparahan 43,67%. Kabupaten/kota di Sulut dengan kemiskinan terendah adalah Kota Tomohon dengan indeks kemiskinan multidimensi sebesar 0,02. Hanya 4,39% penduduk di Kota Tomohon yang mengalami kemiskinan multidimensi dengan tingkat keparahan 42,21%