Profil Kemiskinan Multidimensi Provinsi Kalimantan Tengah

Secara umum, kemiskinan multidimensi di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menunjukkan penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2012- 2021. Angka kemiskinan multidimensi turun dari 72,98% pada tahun 2012 menjadi 21,48% pada tahun 2021. Penurunan yang signifikan terjadi pada wilayah pedesaan dengan penurunan dari 87,00% tahun 2012 menjadi 29,95% tahun 2021. Selama satu dekade kemiskinan multidimensi megalami penurunan yang cukup besar pada tahun 2014 hingga 2015 yaitu dari 65,51% menjadi 51,83%. Penurunan kemiskinan multidimensi pada tingkat desa paling tinggi juga terjadi tahun 2014-2015 dengan penurunan hingga 14,17 poin.

Provinsi Kalteng konsisten mengalami penurunan pada angka kemiskinan multidimensi sejak 2012 hingga 2021, namun terdapat kenaikan yang terjadi pada tahun 2012-2013, dari 45,30% menjadi 45,79% diwilayah perkotaan. Selain jumlah kemiskinan multidimensi yang menurun terdapat pula penurunan pada intensitas kemiskinan multidimensi dari 53,02% pada tahun 2012 menjadi 42,34% pada tahun 2021. Penurunan terbesar terjadi pada desa yang mengalami penurunan dari 54,33% menjadi 42,57%. Hal ini menunjukkan tingkat intensitas kemiskinan mengalami penurunan yang menunjukkan beban kemiskinan yang dialami oleh orang miskin di Kalteng menjadi jauh lebih ringan dan lebih sedikit dibandingkan satu dekade yang lalu.

Indeks kemiskinan multidimensi yang menggambarkan jumlah persentase dan intensitas kemiskinan multidimensi. IKM di Kalteng mengalami penurunan dari 0,39 pada tahun 2012 menjadi 0,09 pada tahun 2021 atau turun sebesar 0,30 poin. Penurunan terbesar terjadi pada pada tahun 2014 hingga 2015 yaitu penurunan sebesar 0,08 poin. Secara umum selama 10 tahun terakhir terjadi penurunan angka IKM di Provinsi Kalteng, namun bila dilihat dari desa dan kota maka terdapat kenaikan angka kemiskinan multidimensi yang terjadi. Di wilayah perkotaan angka kemiskinan multidimensi mengalami kenaikan pada tahun 2012-2013 (dari 45,30% menjadi 45,79%) dan 2018-2019 (dari 19,53% menjadi 19,95%). Namun secara gradual penurunan terjadi untuk jumlah persentase serta intensitas kemiskinan multidimensi.

Profil Kemiskinan Multidimensi 2021

0
JP (Jiwa)
0
JPM(Jiwa)
0%
AKM (%)
0%
Intensitas (%)
0
IKM

KARAKTERISTIK KEMISKINAN MULTIDIMENSI 2021

Nutrisi Balita
33,66%

Kepadatan Penduduk
20,62%

Internet
37,58%

Rumah Layak
98,03%

Akta Kelahiran
35,09%

Lama Sekolah
36,77%

Sanitasi
59,59%

Partisipasi Sekolah
18,06%

Bahan Bakar Memasak
28,10%

Morbiditas
36,22%

Air Minum Layak
73,39%

Keterangan:
JP : Jumlah Penduduk
JPM : Jumlah Penduduk Miskin
AKM : Angka Kemiskinan Multidimensi
IKM : Indeks Kemiskinan Multidimensi

Grafik Perbandingan Angka Kemiskinan Multidimensi dan Kemiskinan Moneter Provinsi Kalimantan Tengah 2012-2021

Indeks Kemiskinan Multidimensi Provinsi Kalimantan Tengah Berdasarkan Kabupaten/Kota

Secara umum kemiskinan kabupaten/kota di Kalteng bersumber dari indikator rumah layak, air minum layak, dan sanitasi. Selain indikator ini terdapat pula indikator lain yang berkontribusi kepada kemiskinan kabupaten/kota seperti akta kelahiran,[1] bahan bakar memasak,[2] dan morbiditas[3]. Kabupaten/ kota dengan indeks kemiskinan tertinggi adalah kabupaten Kapuas dengan IKM sebesar 0,17. Sebesar 40,97% penduduk di Kabupaten Kapuas mengalami kemiskinan multidimensi dengan tingkat keparahan 42,28%. Kabupaten/kota di Kalteng dengan kemiskinan terendah adalah kota Palangka Raya dengan indeks kemiskinan multidimensi sebesar 0,01. Hanya 3,29% penduduk di kota Palangka Raya yang mengalami kemiskinan multidimensi dengan tingkat keparahan 41,12%.